Mendefinisikan Ulang Pertahanan Bangsa
Bagi Stepi Anriani, ancaman terhadap negara tak lagi hanya berbentuk peluru atau perang fisik.
Ia melihat dunia dengan lensa baru: pertempuran kini terjadi di pasar, rantai pasok, dan data ekonomi global.
Dari pemikiran inilah lahir gagasannya tentang intelijen ekonomi, cabang baru yang ia dorong agar diakui sebagai komponen utama ketahanan nasional.
Konsepnya sederhana namun revolusioner — sebuah negara hanya akan benar-benar berdaulat bila ia menguasai pengetahuan dan informasi tentang kekuatan ekonominya sendiri serta peta ekonomi dunia di sekitarnya.
Jejak Awal dari Riset Lapangan
Gagasan Stepi berakar dari pengalaman panjangnya di lapangan.
Sebagai mahasiswa Ilmu Pemerintahan di Universitas Padjadjaran, ia menulis skripsi tentang pembangunan di wilayah perbatasan Papua.
Perjalanan penelitian itu membawanya ke wilayah terpencil, di mana ia menyaksikan langsung bagaimana kebijakan ekonomi dan politik saling memengaruhi kehidupan rakyat.
Dari situ ia menyadari bahwa persoalan keamanan di daerah perbatasan tak hanya soal militer, tetapi juga ketimpangan ekonomi dan akses pembangunan.
Pemahaman inilah yang kelak menuntunnya mengembangkan kerangka pikir intelijen ekonomi yang lebih luas.
Membawa Perspektif Baru ke Dunia Intelijen
Saat bergabung sebagai Staf Khusus di Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS) periode 2014–2019, Stepi menghadapi dunia yang selama ini dikenal maskulin dan tertutup.
Namun ia hadir membawa napas segar: intelijen harus membuka diri terhadap dinamika ekonomi dan sosial.
Di tangannya, intelijen bukan sekadar aktivitas pengumpulan data rahasia, tetapi alat analisis kebijakan nasional.
Ia memperkenalkan sistem pemantauan ekonomi yang menelusuri arus modal asing, fluktuasi harga komoditas, hingga kebijakan perdagangan global yang dapat memengaruhi stabilitas Indonesia.
Pendekatan ini membuat banyak pejabat dan analis mulai melihat bahwa intelijen ekonomi adalah benteng pertama ketahanan nasional.
Ketahanan Nasional di Era Persaingan Global
Dalam berbagai seminar dan forum kebijakan, Stepi kerap menegaskan bahwa ketahanan nasional masa kini harus dibangun dari stabilitas ekonomi dan kapasitas adaptif bangsa terhadap tekanan pasar global.
Ia menyoroti bahwa krisis keuangan dunia, pandemi, atau disrupsi teknologi bisa menimbulkan efek domino terhadap keamanan nasional.
Melalui konsep economic early warning system yang ia gagas, Stepi mengusulkan agar pemerintah memiliki mekanisme intelijen yang mendeteksi potensi ancaman ekonomi sebelum berubah menjadi krisis nasional.
Ide ini mulai diadopsi oleh sejumlah lembaga penelitian dan kampus strategis.
Kombinasi Analisis Keras dan Empati Sosial
Keunikan Stepi terletak pada kemampuannya menyeimbangkan logika keras analisis intelijen dengan empati sosial terhadap masyarakat kecil.
Ia menolak pandangan bahwa ekonomi semata-mata soal angka.
Bagi dia, setiap data mewakili kehidupan nyata: petani, nelayan, buruh, atau pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung ketahanan bangsa.
Karena itu, setiap rekomendasi kebijakan yang ia buat selalu mempertimbangkan dampak sosialnya.
Ia percaya bahwa negara kuat adalah negara yang warganya merasa aman, bukan hanya karena tentara berjaga, tetapi karena ekonominya berkeadilan.
Menjadikan Intelijen Sebagai Sains Terapan
Stepi mendorong agar intelijen ekonomi dikembangkan sebagai disiplin ilmiah yang dapat dipelajari secara terbuka.
Ia aktif mengajar di lembaga pendidikan strategis dan menulis modul yang menguraikan cara membaca indikator ekonomi global untuk kebutuhan pertahanan negara.
Pendekatan ini menjadikan intelijen sebagai ilmu pengetahuan terapan, bukan sekadar praktik tertutup.
Dengan demikian, generasi muda bisa memahami bahwa menjaga negara tak selalu berarti berperang, melainkan mengantisipasi ancaman melalui analisis dan inovasi.
Kolaborasi Lintas Disiplin
Stepi menginisiasi berbagai forum diskusi yang mempertemukan ekonom, pakar teknologi, dan aparat keamanan.
Ia meyakini bahwa intelijen ekonomi tidak bisa berdiri sendiri; ia membutuhkan dukungan data digital, riset kebijakan publik, dan kemampuan analitik.
Dalam kolaborasi tersebut, ia berperan sebagai penghubung—menyatukan bahasa ekonomi dengan bahasa pertahanan.
Hasilnya, banyak lembaga kini mulai mengintegrasikan analisis ekonomi makro dalam laporan keamanan nasional.
Dengan jejaring akademik dan profesional yang luas, Stepi berhasil menciptakan ruang dialog antara dunia bisnis dan keamanan.
Perempuan dalam Dunia Intelijen Ekonomi
Sebagai perempuan di bidang yang identik dengan strategi dan intelijen, Stepi menghadirkan dimensi baru: ketelitian dan kepekaan moral.
Ia menolak pendekatan kekuasaan yang keras; baginya, kekuatan sejati adalah kemampuan memahami konteks dan manusia di balik data.
Keberaniannya menembus dunia yang didominasi laki-laki menjadikannya inspirasi bagi banyak perempuan muda.
Ia menunjukkan bahwa kecerdasan analitis dan empati sosial bisa berjalan beriringan, dan keduanya adalah senjata paling ampuh dalam menjaga kedaulatan bangsa.
Membumikan Intelijen di Tengah Masyarakat
Di luar institusi negara, Stepi aktif menggerakkan komunitas literasi strategis dan forum diskusi publik.
Ia ingin agar masyarakat memahami bahwa intelijen bukan sesuatu yang menakutkan, melainkan ilmu membaca tanda-tanda zaman.
Melalui kegiatan di kampus dan kedai diskusi yang ia dirikan, banyak anak muda belajar menganalisis isu global secara rasional.
Bagi Stepi, inilah bentuk pemberdayaan intelektual yang akan memperkuat ketahanan nasional dari bawah.
Menuju Kebijakan Ekonomi Berbasis Intelijen
Stepi kini menjadi salah satu tokoh yang banyak dimintai pandangan terkait arah kebijakan ekonomi strategis.
Ia menekankan pentingnya integrasi antara lembaga ekonomi, pertahanan, dan teknologi agar keputusan nasional didukung oleh data komprehensif.
Menurutnya, kebijakan fiskal, perdagangan, dan energi harus dirumuskan dengan mempertimbangkan potensi ancaman global, bukan sekadar perhitungan pasar domestik.
Dengan cara ini, Indonesia dapat menjadi negara proaktif dalam geopolitik ekonomi, bukan reaktif terhadap tekanan luar.
Ketahanan Melalui Pengetahuan
Pemikiran Stepi Anriani menghadirkan arah baru bagi pembangunan ketahanan nasional.
Ia menunjukkan bahwa pengetahuan adalah bentuk tertinggi dari pertahanan, dan ekonomi adalah medan strategis masa depan.
Lewat gagasan intelijen ekonomi, ia mengingatkan bangsa ini bahwa kedaulatan tidak cukup dijaga dengan kekuatan fisik—ia harus dijaga dengan kecerdasan, kolaborasi, dan kepedulian terhadap rakyat.
Komentar
Posting Komentar